Membangun Kepercayaan Diri Lewat Public Speaking




IDNEWSUPDATE.COM -  Kemampuan berbicara di depan umum atau public speaking dinilai menjadi salah satu keterampilan penting bagi mahasiswa, khususnya di era komunikasi digital yang menuntut keberanian, kejelasan pesan, dan kepercayaan diri. Hal tersebut tercermin dalam proses pembelajaran mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya, salah satunya yang dijalani oleh Ria Dara Karisma (1152400035), mahasiswa kelas G.

Ria Dara Karisma menilai bahwa public speaking bukan sekadar kemampuan teknis berbicara, melainkan proses pembentukan mental dan karakter. Menurutnya, kepercayaan diri tidak hadir secara instan, tetapi dibangun melalui latihan, keberanian mencoba, serta evaluasi berkelanjutan. “Awalnya rasa gugup selalu muncul saat harus berbicara di depan kelas. Namun, seiring waktu dan seringnya latihan, rasa percaya diri mulai terbentuk,” ujarnya.

Dalam konteks akademik, public speaking menjadi bagian penting dari proses pembelajaran Ilmu Komunikasi. Mahasiswa dituntut mampu menyampaikan gagasan secara sistematis, argumentatif, dan dapat dipahami audiens. Presentasi, diskusi kelas, hingga simulasi komunikasi publik menjadi sarana pembelajaran yang secara langsung melatih kepercayaan diri mahasiswa.

Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNTAG Surabaya, Drs. Widiyatmo Ekoputro, M.A., menjelaskan bahwa public speaking memiliki peran strategis dalam membentuk kompetensi komunikasi mahasiswa. Menurutnya, kepercayaan diri merupakan fondasi utama dalam berbicara di depan umum. “Public speaking bukan hanya soal berani berbicara, tetapi juga bagaimana mahasiswa mampu mengelola pesan, emosi, serta bahasa tubuh secara tepat,” jelasnya.

Widiyatmo menambahkan, mahasiswa perlu memahami bahwa rasa gugup adalah hal yang wajar. Justru, melalui pengalaman berbicara di depan publik, mahasiswa akan belajar mengenali potensi diri dan memperbaiki kekurangan. Ia menekankan bahwa lingkungan kelas seharusnya menjadi ruang aman bagi mahasiswa untuk belajar dan berkembang tanpa rasa takut disalahkan.

Sejalan dengan itu, pendekatan pembelajaran yang interaktif dinilai efektif dalam mendorong kepercayaan diri mahasiswa. Diskusi terbuka, presentasi kelompok, serta praktik berbicara secara bergiliran memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk melatih kemampuan komunikasi secara bertahap. Dalam hal ini, dosen berperan sebagai fasilitator yang memberikan arahan, motivasi, dan umpan balik konstruktif.

Ria Dara Karisma mengungkapkan bahwa pengalaman mengikuti perkuliahan public speaking di kelas G memberikan dampak signifikan terhadap kepercayaan dirinya. Ia merasa lebih berani menyampaikan pendapat, baik dalam forum akademik maupun di luar kampus. “Latihan yang konsisten membuat saya lebih siap berbicara di depan orang banyak dan tidak mudah terpengaruh oleh rasa takut,” katanya.

Berdasarkan pengamatan di lingkungan FISIP UNTAG Surabaya, kemampuan public speaking juga berkontribusi pada kesiapan mahasiswa menghadapi dunia kerja. Lulusan Ilmu Komunikasi diharapkan mampu berkomunikasi secara efektif, baik dalam presentasi profesional, diskusi tim, maupun interaksi publik. Oleh karena itu, pembiasaan berbicara di depan umum sejak bangku kuliah menjadi bekal penting bagi mahasiswa.

Pada akhirnya, membangun kepercayaan diri melalui public speaking merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan kemauan belajar dan keberanian untuk mencoba. Pengalaman Ria Dara Karisma menunjukkan bahwa dengan dukungan lingkungan akademik dan bimbingan dosen, mahasiswa dapat mengembangkan potensi diri secara optimal. Public speaking tidak hanya membentuk kemampuan komunikasi, tetapi juga membangun karakter mahasiswa yang percaya diri, kritis, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.